Skip to content

Ibnu Qayyim : Shalat Adalah Jamuan Hidangan dan Curahan Hujan

Ketika Allah  menguji hamba-NYA dengan syahwat-syahwat dan saran-sarana yang mendorong syahwat. Baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya. Maka kesempurnaan kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala dan limpahan kebaikan-NYA kepada si hamba menuntut Allah subhanahu wa ta’ala untuk menyiapkan jamuan hidangan yang menghimpun segala jenis makanan buah-buahan, hadiah pemberian dan penghargaan.

Allah subhanahu wa ta’ala mengundang si hamba kepada jamuan hidangan tersebut sebanyak lima kali dalam sehari semalam. Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan dalam setiap jenis jamuan tersebut, hidangan yang penuh keledzatan , manfaat , maslahah yang paripurna bagi hamba yang diundang. Kelezatan setiap hidangan jamuan tersebut tidaklah sama untuk setiap pertemuan, sehingga Allah subhanahu wa ta’ala menyempurnakan kelezatan hamba-NYA pada setiap jenis ibadah. Allah subhanahu wa ta’ala, Yang Maha Mulia , memuliakan  hamba yang taat, dengan segala jenis kemulyaan dan pemulyaan…

Dengan demikian, setiap gerakan dalam gerakan ibadah shalat tersebut menjadi penghapus atas perkara tercela yang dibenci Allah subhanahu wa ta’ala. Dan dengannya Allah subhanahu wa ta’ala memberi balasan berupa cahaya khusus dan kekuatan khusus atas jiwa dan raga hamba tersebut serta pahala khusus kelak pada saat si hamba berjumpa dengan-NYA.

PULANG DARI JAMUAN HIDANGAN

Sebab sebelum itu, hati si hamba mengalami paceklik panjang, kegersangan, kelaparan, kehausan ketelanjangan dan kesakitan. Maka saat pulang dari jamuan tersebut, Maka si hamba yang diundang pada jamuan tersebut pulang darinya dalam keaadaan Allah  telah mengenyangkan perutnya, menghilangkan dahaganya, menyematkan kebaikan, penghargaan dan mencukupinya. Sandang, pakaian mencukupi naungannya dunia dan akhirat.

UNDANGAN BERKELANJUTAN

Karena musim paceklik senantiasa berlanjut, dan kebun dan ladang jiwa si hamba tereus menerus dilanda kegersangan dan kekeringan, maka Allah  senantiasa memperbaharui undangan Jamuan Hidangan-NYA dari satu waktu ke waktu berikutnya secara berkelanjutan tanpa pernah terjeda apapun. Jamuan Hidangan sebagai wujud Ar-Rahman dan Ar-Rahiim-NYA kepada  si Hamba.
Dengan demikian si hamba senantiasa meminta turunnya hujan kepada Dzat yang ditangan-NYA kekuasaan meliputi langit dan bumi. Kekuasaan dan kekuatan untuk menurunkan hujan yang bermanfaat kepada si hamba. Si hamba senantiasa memohon kepada pemilik awan kasih pwmbawa bulir air rahmat. Hal ini agar tidak menjadi mati tanaman hati dari memohon curahan hujan kasih sayang dan air rahmat penuh karunia-NYA. Demikian kebiasaan dan pekerjaan si hamba sepanjang hidupnya .

KELALAIAN ADALAH PACEKLIK

Sesungguhnya kelalaian menimpa hati si hamba adalah masa paceklik, yang dipenuhi dengan kegersangan. Selama hati si hamba senantiasa mengingat Allah subhanahu wa ta’ala dan menghadap kepada-NYA, niscaya curahan hujan kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa mengguyurnya, laksana hujan lebat yang turun tanpa henti.

Pabila hati lali dari Allah subhanahu wa ta’ala niscaya akan mengalami kekeringan, jika kekeringan itu berlangsung terus menerus digerus aneka syahwat, akan  mengakibatkan bencana paceklik kegersangan yang bisa saja mematikan akar pohon keimanan. Kelalaian akan menghadiri jamuan hidangan Allah subhanahu wa ta’ala adalah paceklik hati yang berakibat kematian pokok pohon iman.

#1syawal #aqiqah #aqiqahmalang #aqiqoh #aqiqohmalang #boleng #butcher #darulaqiqah #darulaqiqoh #iedulkurban #kambing #kambingbetina #kambingjantan #kambingkurban #karkas #katering #malangkurban #parenting #qurban #ramadhan #ramadhan1444 #ramadhan2023 #ramadhankareem #ramadhankarim #ramadhantiba #renunganislam #rpa #sejarahislam #sembelihhalal #sembelihqurban #syari #Tafsqiatunnafs adab aqiqah aqiqoh boleng Kambing kambing jantan kurban malang nyunnah qurban syar'i syarat aqiqah umur kambing aqiqah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: