Skip to content

Anak Berkebutuhan Khusus, sebuah anugerah atau ujian

Bismillah,

Lahir, tumbuh, dewasa, nikah, mati adalah Mutlak hak Allah. Kita, makhluk, ciptaan Allah hanya menjalani takdir saja. No more no less. kita tidak bisa memilih dilahirkan dimana, oleh keluarga terpandang atau keluarga biasa saja. Tidak ada multiple choice untuk terlahir sempurna, menawan,  cacad, buruk rupa atau kombinasi antaranya. …tak ada.. tak ada pilihan sama sekali.

Ada anak yang terlahir sehat ,baik fisik maupun kejiwaan. Terlahir ditengah keluarga berada, terhormat … sempurna. Berikutnya ada pula anak yg terlahir dengan sebutan anak berkebutuhan khusus ditengah keluarga yang pas-pasan di lingkungan kumuh pula. Dua contoh yang tidak mewakili kehidupan nyata, benar sangat tidak mewakili karena belum ada data tentang hal itu. Walau kenyataannya tidak jarang itu sering terjadi.

Anak berkebutuhan khusus (ABK). Ada 2 type sesuai tingkat itelijen nya.

Type pertama, sering dianggap berbeda dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Hal yang lumrah. ABK type ini biasanya memiliki tingkah yang sangat mencolok, wajah yang serupa , ras mongoloid, mereka identik dengan tingkat kecerdasan yang rendah.
Type ke dua adalah Anak dengan tingkat inteligensia yang terlalu tinggi dan melampaui anak – anak seusianya .Catat : terlalu tinggi. Hingga kadang itu menyulitkan mereka sendiri. Dimata orang dewasa tingkah mereka sering terlihat menjengkelkan. Itu tadi karena intelejensia yang kelewat tinggi, menyebabkan mereka memandang suatu hal dari sudut yg berbeda.

Apa Kata Ahli?

ABK type pertama “Dalam dunia psikologi dikenal ABK ekstrim kiri yaitu ABK dengan tingkat intelijensia di bawah rata-rata, Sedangkan ABK type kedua disebut ABK ekstrim kanan yaitu ABK dengan kategori intelijensia superior atau genius,” ujar Psikolog Pendidikan Universitas YARSI, Alabanyo Berbahama, dalam pelatihan mengenai ABK dengan Multi Disability and Visual Impairment (MDVI), di Saung Mitra Netra, Rabu 27 Februari 2019.

Psikolog Ratih Ibrahim mengatakan, anak berkebutuhan khusus (ABK Kiri) ingin dianggap sebagai anak yang normal. Namun, masyarakat umumnya memberi label anak berkebutuhan khusus dengan sebutan anak istimewa.

“Sebenarnya tujuan diberi nama istimewa karena ingin menghapus stigma anak berkebutuhan khusus. Sayangnya, mereka tidak suka dengan hal itu,” kata Ratih dalam diskusi buku yang berjudul Wonder karya R. J. Palacio yang dilangsungkan oleh Personal Growth dan toko buku Kinokuniya di Plaza Senayan, sabtu, 16 Februari 2019.

Dalam buku Wonder itu juga disebutkan bahwa anak berkebutuhan khusus tidak menyukai sikap orang tua yang terlalu protektif terhadap mereka. Itu membuat anak berkebutuhan khusus justru merasa lebih terkekang dan tidak bebas.

“Karena dianggap berbeda, mereka dijaga terus. Padahal mereka juga ingin memiliki kebebasan,” kata Ratih.

Pertanyaan Umum :

“Lalu Anak Berkebutuhan Khusus ini, apakah mereka merupakan azab, atau rahmat dari Allah?”

Baik, kita tinggalkan sejenak pemikir dari kaum intelektual dengan gelar psikolog atau lainnya. Saatnya kita kembalikan kepada Sang Pemilik nafsu mutmainnah “jiwa yang suci”
Allah Azza wa Jalla.

Firman Allah : “Allah menciptakan segala sesuatu..” (Az-Zumar : 65)

Di antara konsekuensi kebijaksanaan Allah adalah diciptakannya hal-hal yang saling berlawanan. Allah menciptakan para malaikat dan iblis, siang dan malam, baik dan buruk, hitam dan putih, keburukan dan kebaikan dan lain-lain.

Di antara hikmah Allah Sang Maha Pencipta  bahwa Allah menciptakan di antara manusia ada yang kaya dan miskin, sehat dan sakit, berakal dan bodoh dll,  bahwa Allah akan memberi cobaan kepada mereka, dan menjadikan sebagian mereka sebagai cobaan bagi yang lain itu adalah sunatullah. Hikmahnya untuk kita selaku makhluknya adalah : “Agar menjadi jelas siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur kepada Allah Azza wa jalla.
Allah berfirman:
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir…” (Al-Insan : 1-3)

Juga firman Allah:

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun…” (Al-Mulk : 1)

Dengan redaksi yang serupa. Allah berfirman :
QS : Ar. Rum ayat, 54 Yang artinya :
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H
QS. Ar Rum 54. Allah menginformasikan tentang keluasan ilmuNya, keagungan kekuasaanNya, dan kesempurnaan hikmahNya, dan bahwa sesungguhnya Dia telah memulai penciptaan manusia dari keadaan lemah, yaitu fase-fase pertama dari penciptannya dari sperma menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging hingga menjadi hewan hidup di dalam Rahim, lalu hingga dilahirkan sedangkan dia berada pada usia anak-anak. Dan dia pada saat itu berada dalam puncak kelemahan, tidak memilki kekuatan dan kemampuan. Kemudian Allah terus menambahnya makin kuat sedikit demi sedikit hingga mencapai usia remaja dan kekuatannya pun menjadi sempurna, kekuatan lahir dan batinnya menjadi sempurna pula.
Kemudian dia berpindah dari fase ini dan kembali kepada kelemahan, masa beruban dan tua renta. “Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya,” sesuai hikmahNya. Dan diantara hikmahNya adalah Dia memperlihatkan kepada manusia kelemahannnya, dan sesunguhnya kekuatannya diliputi dengan dua kelemahan, dan bahwa sesungguhnya dia tidak memilki dari dirinya kecuali kekurangan. Kalau saja bukan karena Allah menjadikannya kuat, tentu dia tidak akan pernah mencapai pada suatu kekuatan dan kemampuan. Dan kalau seandainya kekuatannya terus bertambah, niscaya dia congkak, sombong dan melampaui batas. Dan hendaknya manusia mengetahui kesempurnaan kekuasaan Allah yang terus-menerus bertambah, dengannya Dia menciptakan segala sesuatu dan dengannya Dia mengatur segala urusan. kekuatanNya tidak pernah ditimpa ketidakberdayaan, kelemahan ataupun kekurangan dari segala sisinya.

Lalu kita lihat dalil yang lain, dari hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wasalaam
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alaihissalam berkata, “Pada malam ini aku akan berkeliling untuk menggauli 90 istriku, sehingga semuanya (akan hamil dan melahirkan) seorang anak lelaki yang hebat dalam menunggang kuda (tentara berkuda) untuk berjihad di jalan Allah. Sahabat (penasihat) Nabi Sulaiman berkata kepada beliau, “Katakanlah ‘insyaa Allah’.” Namun Nabi Sulaiman tidak mengatakannya.

Nabi Sulaiman kemudian menggauli semua istrinya. Ternyata semua istrinya itu tidak ada yang hamil kecuali satu orang saja, itu pun hanya melahirkan anak yang berkebutuhan khusus (separuh manusia, yang hanya memiliki bagian atas badan saja).

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalau Nabi Sulaiman ‘alaihissalam berkata ‘insyaa Allah’, maka setiap isterinya akan melahirkan seorang anak lelaki yang hebat dalam menunggang kuda untuk berjihad di jalan Allah.” (HR. Muslim dan Bukhari)

Dari hadits diatas, Allah menunjukan kekuasaan Nya. Dengan Hilmah Allah. Nabi Sulaiman Tidak mengucap Insya Allah.

Dengan hikmah Allah, Nabi Sulaiman Allah berikan keturunan yang tidak lengkap secara fisik… Masya Allah.

Penutup

Dr. Adrian Husaini L.c. sebagai pemerhati dibidang pendidikan islam, berpendapat,
Orang tua yang Allah amanatkan dengan anak yang memiliki ABK kanan yaitu Anak Berkebutuhan Khusus dengan IQ diatas 140, lebih berat tanggung jawabnya daripada dengan ABK kiri.
Mengapa?

Firman Allah yang artinya :”Tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah”

Ayat ini sangat lugas, jelas sebuah ayat muhkamat. Tidak perlu penjelasan tafsir lebih detail lagi. Bahwa kita, siapapun, terlahir dengan kondisi apapun wajib untuk beribadah kpd Allah.

Para orang tua yang memilik anak Berkebutuhan Khusus Kiri, hanya bertanggung jawab , bertugas untuk mendidik anak tersebut agar faham agama, faham tauhid mengamalkannya dan mendidik agar tsb bisa berdikari dalam hal mencari kebutuhan dunia. Selesai.
Mengaoa selesai, karena anak2 tsb tanpa didik yg benar mereka akan sulit menolong dirinya sendiri. Sehingga Goal tertinggi bagi orang tua yang memilik anak spt ini adalah saat anak  tsb bisa berdikari, baik secara fisik maupun mental memenuhi kebutuhannya secara mandiri saat orangtuanya sudah tidak bersamanya lagi (meninggal dunia) itu , itu adalah pencapaian yang sangat luar biasa ,itu adalah sebuah rewards yang tak terhingga. Tapi untuk tiba di point tersebut pastilah ada effort yg sangat besar.

Lain halnya dengan Anak Istimewa yang Allah anugerahi IQ 140 keatas , mestilah anak super cerdas, cenderung jenius.
Sebagai catatan

80 – 84: Below Average
114 – 85: Average (Rata-rata)
115 – 129: Above Average (Di atas rata-rata)
130 – 144: Gifted (Berbakat)
Di atas 144: Highly Gifted (Sangat Berbakat)

Baca Juga :

9 Tanda-tanda anak anda terlahir jenius

  • Sangat disayangkan jika kecerdasan sang anak digunakan, diarahkan oleh orang tuanya hanya untuk mencari keuntunga dunia, Gelar Profesor, doktor, atau insinyur dll. Mungkin bisa didapatkan oleh anak tsb dengan dukungan tenaga dan finansial serta kerja keras sang ayah. Tapi kecerdasannya, ILMU-NYA, semua gelar akademiknya jika tidak dimanfaatkan untuk kepentingan Agama adalah sia-sia.

    Ir..Habibie, menurut catatan memilik IQ 200, bahkan mengalahkan IQ nya A.Einstein.Pada satu kesempatan wawancara di sebuah televisi swasta beberapa hari sebelum beliau wafat. Seolah mengisyaratkan bahwa beliau menyesal tidak belajar Qur’an dan memperdalam ilmu agama.Beliau menyadari dgn lelebihan beliau, berapa banyak sumbangsih yg bisa diberikan untuk agama.

    Kenyataan berkata lain.
    Kewajiban dan tanggung jawab terbesar ada pada pundak para orang tua. Untuk mendidik menjadikan anak tersebut sebagai anak yang mengamalkan ayat tersebut.

Berbanding lurus dengan kewajiban dan tanggung jawab, ada hadiah ada rewards dan ada punishment yang besar pula.

Demikian, kami hadirkan, persembahkan tulisan ini untuk para orang tua luar biasa, yang Allah anugerahi dan amanatkan mereka anak Berkebutuhan khusus, anak istimewa.

Kalian adalah orang tua hebat.
Wallohu alam bishowab.

Malang,
rifumi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: