Skip to content

Pentingnya bisa berbahasa Madura jika traveling ke Jawa Timur, Ahlaan ……

Bahasa mencerminkan kemajuan suatu bangsa atau wangsa, ketinggian bahasa bisa dilihat dari kosa kata yang dimiliki, tingkat kerumitan, kaidah, tata bahasa ataupun puisi prosa dan frase etecera etecera, dan lain dan lain lainnya.

Perkembangan bahasa mengikuti perkembangan interaksi antar bangsa, wangsa , suku budaya, Asimilasi percampuran dalam ikatan persaudaraan antar suku , bangsa serta ras bisa terjadi, menjadi suatu hal yang lumrah saat Bahasa menjadi penyambung ungkapan rasa , karsa emosi , luapan keinginan serta menjadi jembatan untuk perniagaan.

Karena bahasa lah dua orang yang ingin menyambung tali persaudaraan menjadi tidak terjalin asbanya adalah tidak mengerti apa yang ingin disampaikan, khabar berita menjadi terputus, tus… bahasa akhirnya menjadi penting saat kita menyadari kita memasuki suatu daerah baru dengan bahasa yang sangat asing bagi kita.

Kejadian ini nyata terjadi pada diri saya dan keluarga saat bertandang ke rumah sanak nan jauh dimato, saya di Kota Malang, sanak family di suatu desa di Bawah bukit suatu daerah di Kabupaten Probolinggo.

Ceritanya seperti ini:

Kita berangkat sudah agak siang liwat waktu dhuha , beras agak terik saat itu sinar matahari menyentuh kulit tangan kanan yang menjulur keluar jendela Mobil Chevrolet mini pinjaman dari seorang sahabat karib, sebelah rumah.

Jam dinding menunjukan angka 09,40 saat kita bergegas memasuki mobil, setelah persiapan yang begitu mendadak, flash mah kalah, cuepet pokok’e maklum ya, arema bahasa nya kudu dikuenthel-kuenthelkeun. Agar terlihat ‘arema’nya, konon.

Lanjut ya, perjalanan menmpuh jarak sekitar 140 an Km, kita tau lah, kan ada Googgle Maps hehehe. Perjalanan sejauh itu kita tempuh dalam waktu 5 jam, perjalanan yang panjang dgn tingkat kepadatan lalu lintas membuat perjalanan ini jadi melelahkan ditambah cuaca hari itu pwuanaa puol, alhamdulillah.

Langsung aja yak, Nyampe di Tkp, hawanya sejuk krn didaerah lereng perbukitan. Panas matahari masih terasa dikulit, sinarnya yang berusaha menyengat kulit melewati celah rimbunnya dedaunan dari pohon-pohon disekitar rumah dapat kami rasakan menimpa kulit.

Nah ini nih, inti ceritanya, bertemu tuan rumah yang belakangan kami tahu adalah adik dari sanak target kita. Kleuar kalimat, kata-kata yang ternyata kami tidak mengerti. Maduraaa!!! yup bahasa madura, kami yang lama tinggal dan dibesarkan di Pulau Bali, pindah ke Kota Malang yang berbahas Jawa kuenthel. Musti berhadapan dengan orang yang berbahasa Madura… ajiiiib dia gak bisa berbahasa Indonesia…whaaaaaat? Sang adik kira2 berumur 30 an mempersilahkan kami memasuki teras rumah yang letaknya agak diatas halaman rumah, ada sekitar 8 anak tangga kami lewati sebelum menginjak teras rumah, aroma badan si adik lelaki yang berkeringat dan hanya bersarungkan jarik, tanpa baju, semilir menyengat udara disekitar kita…hmmm dari kebun rupanya.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: